Jenis E-Commerce: B2B, B2C, B2G, C2C, dll

Jenis e-commerce sesuai karakteristik dan segmentasi di Indonesia

Jenis e-commerce di Indonesia sangat beragam. Model bisnisnya sudah disegmentasikan berdasarkan target pasar. Meskipun mungkin terlihat sama, namun model-model bisnis ini memiliki strategi, target audiens, dan berbagai hal lainnya yang berbeda.

Pelaku bisnis terutama bisnis online sebelum memulai usahanya wajib mengetahui jenis e-commerce dan model bisnis yang akan dijalankan.

Pasar online yang sangat luas membuat perdagangan elektronik banyak dijalankan dengan berbagai kemudahannya. Jual beli produk dan layanan jasa semakin pesat pertumbuhannya dalam industri ekonomi digital sekarang.

Pertumbuhan bisnis melalui e-commerce dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami peningkatan pesat dan menjadi perdagangan yang paling populer di era digital saat ini dengan segala kemudahannya.

Orang Indonesia gemar melakukan kegiatan belanja online terhadap produk dan jasa atau layanan. Nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada 2023 mencapai Rp474 triliun dengan 361,54 juta transaksi.

Semua produk dan layanan dapat ditemui di dalam e-commerce mulai dari makanan dan minuman, musik, buku, produk rumah tangga, tiket pesawat, investasi, hobi, dll, hingga barang yang sifatnya langka sekalipun dapat ditemui.

Bahkan, kamu juga bisa menjual jasa secara online kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti jasa pembuatan website, jasa kelola media sosial, jasa fotografi dan videografi, jasa pembuatan artikel dan copywriting, jasa desain dan ilustrasi, jasa tukang, jasa bengkel reparasi, dll. Semuanya dapat dilayani secara online.

Dalam e-commerce sendiri, transaksi dapat dilakukan melalui platform elektronik seperti situs web, aplikasi mobile, platform marketplace hingga platform media sosial.

Model bisnis e-commerce dapat dilakukan oleh perusahaan atau perseorangan dalam membeli atau menjual barang dan jasa sebagai platform pribadi karena rata-rata e-commerce fokus pada satu penjual/provider saja. Sehingga, pembeli hanya menemukan satu jenis saja sesuai kebutuhan mereka.

Sebelum pelaku bisnis menjalankan perdagangan barang dan jasa secara online, ada baiknya mengetahui model bisnis atau jenis e-commerce sesuai dengan target pasarnya.

6 Jenis E-Commerce

Ada 6 jenis e-commerce dengan segmentasi yang berbeda-beda dengan model serta contoh bisnisnya. Jenis e-commerce yang ada seperti B2B, B2C, B2G, C2C, C2B, C2G.

1. Business to Business (B2B)

B2B adalah jenis e-commerce yang dimana perusahaan yang menjual produk atau jasa kepada perusahaan lain. Biasanya, barang dan jasa yang diperjualbelikan berjumlah besar. Atau, bisa juga perusahaan menjual produk atau jasa kepada pelaku bisnis lain yang bersifat keagenan atau mitra.

Jenis e-commerce B2B
Karakteristik pelanggan B2B lebih loyal jika mereka sudah puas dengan produk dan jasa yang diberikan. Kemungkinan akan terjadi pembelian berulang di masa depan.

Target konsumen pelaku B2B biasanya merupakan pemegang keputusan di suatu perusahaan, seperti pemilik bisnis atau manager. Karena konsumen dalam B2B adalah sebuah bisnis atau perusahaan, maka hubungan yang perlu dibangun cenderung bersifat personal. Kegiatan ekonomi pada B2B biasanya dilandasi oleh hubungan baik yang telah dikembangkan bertahun-tahun.

Karakteristik bisnis jenis B2B ini bisa dibilang sangat komplek. Transaksi bisnis antar perusahaan B2B harus melewati beberapa tahapan prosedural perusahaan. Dengan adanya segala kompleksitas sebelum dan saat proses jual beli dilakukan, sangat masuk akal bila hubungan antar perusahaan B2B adalah hubungan bisnis yang menguntungkan karena memiliki orientasi jangka panjang.

Pelanggan B2B lebih loyal jika mereka sudah puas dengan produk dan jasa yang diberikan. Kemungkinan akan terjadi pembelian berulang di masa depan.

Contoh jenis B2B seperti: Bhinneka, jasa iklan, jasa pembuatan website, jasa digital marketing, jasa pengiklanan, suplier bahan baku, jasa cleaning service, jasa keamanan, keagenan Fastpay, BRILink, dll.

Model B2B masa kini sudah menggunakan metode pembayaran online dalam bisnisnya. Dengan karakteristik volume transaksi yang besar, maka jumlah pembayaran yang diadopsi juga besar. Metode pembayaran yang umum digunakan dalam B2B seperti virtual account dan e-wallet.

Teknologi pembayaran untuk segmen B2B sudah menggunakan payment gateway. Contohnya dalam keagenan PPOB Fastpay menggunakan virtual account banyak bank untuk deposit mitranya dengan nilai nominal perputaran hingga ratusan milyar. Teknologi pembayaran melalui payment gateway ini sebagai kemudahan dalam bisnis, baik dari perusahaan hingga penggunanya.

2. Business to Consumer (B2C)

B2C adalah model bisnis atau penjualan produk dan jasa yang langsung menjual produk atau layanan kepada konsumen atau end user untuk keperluan pribadi. Model B2C telah berkembang sejak lama, seperti misalnya di pusat perbelanjaan, pasar tradisional, restoran, toko ritel, praktik dokter, apotik, penjualan tiket oleh online travel agent, penyedia layanan film on demand, dll yang langsung bersentuhan dengan pasar.

Jenis e-commerce B2C
Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ditandai dengan nilai transaksi e-commerce dan pelaku sektor B2C yang besar

Model transaksi dalam B2C juga sederhana. Ada yang melalui penjualan langsung (termasuk MLM), ada pula yang melalui penjualan online menggunakan website atau aplikasi. Sistem pembelian hingga pembayaran cenderung cepat dan dapat dilakukan dalam waktu singkat.

B2C adalah model yang menyediakan produk atau jasa berdasarkan permintaan atau on demand. Produk atau jasa juga akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Perkembangan bisnis model B2C berkembang menjadi online sejak internet menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Bisnis Online yang Membutuhkan Payment Gateway

Dalam era teknologi digital, berbagai jenis bisnis online dengan model B2C banyak bermunculan yang menyasar segmen pasar berbeda-beda. Seperti segmen traveling, e-commerce, jasa,

Beberapa contoh bisnis dengan model B2C online yaitu Tokopedia, Lazada, Shopee, Bukalapak, Traveloka, redBus, dan lain-lain. UMKM yang menjual produknya secara online dan menjangkau konsumen secara langsung juga termasuk B2C.

Produk dari perusahaan B2C disesuaikan dengan kebutuhan dari konsumen, sehingga model ini menyediakan produk berdasarkan permintaan konsumen. Fluktuasi harga pun secara otomatis menyesuaikan dengan permintaan pasar.

Persaingan bisnis B2C ketat disebabkan karena banyaknya permintaan dari konsumen untuk produk yang dibutuhkan, sehingga banyak produk serupa yang semakin bermunculan.

Pemasaran produk model B2C lebih banyak dilakukan secara mandiri dengan menggunakan strategi SEO, iklan berbayar, media sosial, dan lainnya untuk menjangkau konsumen potensial yang lebih luas. Pelaku bisnis dapat membangun kepercayaan publik melalui channel informasi yang ada.

Perilaku calon pembeli masa kini kerap mencari informasi produk dan layanan yang diinginkan sebelum akhirnya melakukan transaksi. Misalnya, seseorang ingin membeli peralatan elektronik, gadget, skincare, maka ia akan berselancar di internet, baik melalui website, aplikasi, maupun media sosial. Atau, ingin melakukan perjalanan menggunakan pesawat atau bus AKAP akan melakukan cek jadwal hingga harga terlebih dahulu melalui website atau aplikasi layanan B2C yang ada.

Pengguna B2C online bisa dikatakan sudah memahami teknologi digital dan bersentuhan dengan perbankan. Dalam hal ini minimal memiliki rekening bank dan e-wallet. Karakteristik pengguna B2C adalah melakukan transaksi langsung dari channel-channel e-commerce dan melakukan pembayaran sesuai alat pembayaran yang dimiliki pembeli.

Teknologi pembayaran dalam model B2C online sudah menggunakan payment gateway sebagai penyedia metode pembayaran yang beragam. Model B2C online menggunakan virtual account bank, e-wallet, QRIS sebagai metode pembayaran sebagaimana yang ada di masyarakat. Kebutuhan metode pembayaran tersebut disediakan oleh entitas payment gateway seperti Winpay.

Cashless menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipakai di e-commerce B2C, yaitu e-wallet, QRIS, virtual account, dan e-money.

Baca juga: Cashless Metode Pembayaran Populer di Indonesia

3. Business to Government (B2G)

B2G adalah model bisnis di mana perusahaan sektor swasta menyediakan layanan atau menjual produk kepada pemerintah atau lembaga pemerintah. Proses penyerahan proyek dari pemerintah ke sektor swasta dilakukan melalui mekanisme tender dengan sistem kontrak kerja.

Jenis e-commerce B2G
Model B2G secara spesifik melibatkan pemerintah dengan kontrak kerja yang berlaku antara pelaku bisnis dengan pemerintah

B2G memiliki keuntungan tersendiri dengan adanya kontrak antara pemerintah dengan corporate/bisnis yang sering kali besar dan lebih stabil jika dibandingkan dengan kontrak proyek dari sektor swasta yang cenderung fluktuatif.

Model bisnis B2G ini sangat rumit dan membutuhkan proses lama, karena proses tender memiliki birokrasi yang panjang. Sistem tender/lelang proyek akan diikuti pelaku bisnis lain. Proyek pemerintah juga seringkali melibatkan perusahan-perusahaan yang memiliki afiliasi dengan birokrat di dalam pemerintahan, sehingga perusahaan tersebut akan mendapatkan berbagai kemudahan dalam mengakses informasi, persyaratan, dan proses pengadaan.

Hal lainnya untuk model B2G ini, pemerintah/lembaga pemerintahan ketika menawarkan proyek, mereka sudah memiliki anggaran atau nilai proyek sudah ditentukan, sehingga dananya sudah dipastikan tersedia. Jadi dalam hal transaksi bisa dikatakan aman.

Namun, mekanisme pembayaran proyek umumnya sesuai kontrak secara hukum yang disepakati. Apakah pembiayaan proyek melalui mekanisme pembayaran sesuai termin, ataukah pembayaran dibayarkan setelah proyek selesai. Di sini pelaku bisnis yang mendapatkan proyek harus membiaya proyek terlebih dahulu hingga selesai, baru mendapatkan pembayaran sesuai kesepakatan.

Dalam skala pebisnis dengan modal yang besar, mengikuti proyek pemerintah dengan model B2G tidak ada masalah. Jadi, model bisnis ini memang harus siap dalam hal pendanaan atau modal.

Contoh bisnis model B2G seperti tender proyek jalan raya, proyek jembatan, proyek gedung pemerintahan, dll.

4. Consumer to Consumer (C2C)

C2C adalah adalah model bisnis di mana kegiatan atau transaksi bisnisnya terjadi antar sesama pelanggan atau konsumen. Satu konsumen dapat menjual produk barang atau jasa yang ditawarkannya kepada konsumen lainnya, atau saling menjual kepada satu sama lain.

Jenis e-commerce C2C
Model bisnis C2C melibatkan satu konsumen dapat menjual produk barang atau jasa yang ditawarkannya kepada konsumen lainnya, atau saling menjual kepada satu sama lain.

Bisnis model C2C banyak ditemui di masyarakat yang memiliki karakteristik dapat dilakukan perorangan atau kelompok kecil. C2C mempunyai proses transaksi yang sederhana karena tidak melibatkan perusahaan dalam proses transaksinya. Konsumen dapat membandingkan harga dan kualitas dari barang dan jasa yang ditawarkan konsumen lainnya. Pelaku bisnis dapat memperluas jaringan pemasaran dan konsumen secara mudah melalui situs atau platform perantara.

Pada dasarnya dalam bisnis C2C ini semua orang bisa berperan menjadi penjual dengan menjual produk atau layanan jasa apapun. Sekaligus, semua orang juga bisa menjadi pembeli di saat yang sama.

Contoh sederhana dari model bisnis C2C adalah marketplace atau e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan marketplace lainnya. Marketplace sendiri juga menjadi tempat pelaku bisnis B2B, B2C, dan juga C2C sekaligus sesuai konsumen masing-masing.

Keuntungan bisnis model C2C ini pihak penjual atau pembeli tidak perlu membuka toko fisik secara offline, semuanya dilakukan secara online. Pelaku bisnis dapat menjalankan tanpa memerlukan modal besar dan pengadaan stok yang melimpah. Margin yang didapatkan bisa lebih tinggi meskipun dipasaran beredar barang yang sama. C2C mendukung kegiatan bisnis UMKM yang dilakukan secara simpel dan go digital.

5. Consumer to Business (C2B)

C2B ini relatif baru dalam industri bisnis di Indonesia. C2B adalah model bisnis di mana transaksi bisnis atau kegiatan jual belinya terjadi antara konsumen sebagai penyedia produk atau layanan kepada bisnis berupa perusahaan atau organisasi.

C2B adalah
Contoh bisnis model C2B adalah influencer marketing atau KOL yang dilakukan consumer kepada bisnis dalam hal brand dan awareness terhadap produk atau layanan.

Bentuk C2B dapat berupa produk atau layanan seperti konten, yang diperlukan oleh perusahaan atau organisasi, dalam menjalankan bisnisnya. Dalam hal ini adalah meningkatkan brand awareness perusahaan atau produk yang dijual. Saat ini perusahaan sangat menjunjung tinggi aspek tersebut, guna menanamkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk bisnisnya.

Contoh model C2B diantaranya influencer marketing atau KOL untuk membangun awareness secara langsung kepada target konsumennya, marketplace fotografi dan video seperti Shutterstock, Pexels, dan masih banyak lagi.

Marketplace khusus freelancer juga menggunakan jenis C2B dalam model bisnisnya, contohnya Upwork, Fiverr, Freelancer, Sribu, dll, yang menghubungkan para freelancer dengan pemberi kerja atau perusahaan yang membutuhkan bantuan tetapi tidak dapat atau tidak mau mempekerjakan karyawan penuh waktu.

6. Consumer to Government (C2G)

C2G mempunyai model bisnis berbeda, lebih bersifat proses transaksi elektronik yang dilakukan oleh perseorangan kepada lembaga pemerintah dengan tujuan untuk memungkinkan seorang consumer mengirim umpan balik dan meminta informasi mengenai sektor publik langsung ke administrasi atau otoritas pemerintah.

C2G adalah
Transaksi pembayaran elektronik yang ditujukan oleh layanan yang dikeluarkan pemerintah atau instansi seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, pelaporan pajak online, dsb.

Contoh model bisnis C2G adalah layanan BPJS, pembayaran pajak online, pembayaran tagihan yang dimiliki oleh badan usaha negara atau daerah seperti PLN, PDAM, dll; pengurusan keimigrasian seperti pembuatan paspor yang terdapat aktivitas pembayaran.

Dari jenis e-commerce di atas, model bisnisnya sudah menggunakan teknologi pembayaran digital yang memudahkan bagi konsumennya. Dengan pilihan pembayaran yang beragam dan mudah, proses transaksi dapat dilakukan dengan cepat, efisien dan aman.

Teknologi Pembayaran E-Commerce

E-commerce dapat menggunakan teknologi pembayaran dengan memanfaatkan payment gateway dalam menyediakan banyak metode pembayaran. Dengan adanya metode pembayaran beragam dapat memudahkan pembeli dalam melakukan transaksi.

Winpay sebagai payment gateway di Indonesia memberikan solusi pembayaran dengan menyediakan metode pembayaran cashless seperti virtual account, QRIS, e-wallet, kartu kredit hingga melalui jaringan minimarket retail seperti Indomaret, Alfamart, Fastpay, dan link pembayaran yang mudah.

Pemilik berbagai jenis e-commerce yang menggunakan website, aplikasi mobile dan media sosial dapat menggunakan metode pembayaran dari Winpay dengan mudah. Manfaatkan teknologi pembayaran dari payment gateway untuk kemajuan bisnis online kamu.

Tentang Winpay Indonesia

Winpay adalah solusi pembayaran yang dapat diandalkan, aman, dan lengkap untuk bisnis online Anda. Lebih dari 25 pilihan metode pembayaran, akan membuat bisnis Anda menjadi lebih maju dan memudahkan pelanggan melakukan pembayaran.

Layanan Winpay Payment Gateway, dapat menerima pembayaran menggunakan:

  • Virtual account 11 bank siap melengkapi pembayaran Anda.
  • E-wallet dan QRIS, menerima pembayaran melalui QRIS menggunakan e-money dan e-wallet, seperti: Gopay, DANA, OVO, ShopeePay, LinkAja, SpeedCash, dan jaringan bank.
  • Jaringan kartu kredit dan kartu debit Visa dan MasterCard.
  • Gerai minimarket modern melalui jaringan Indomaret, Alfamart Group, dan Fastpay
  • Winpay mendapatkan ijin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Layanan Payment Gateway No. 23/560/DKSP/Srt/B sebagai PSJP Kategori 1, dengan ijin Penerbit Uang Elektronik, Penyelenggara Payment Gateway, Penyelenggara Transfer Dana untuk PT Bimasakti Multi Sinergi.

Payment gateway Indonesia

Teguh Hartono